REKAYASA PERANGKAT LUNAK (RPL)

 Sejarah Software Engineering 
Rekayasa perangkat lunak telah brkebang sejak pertama kali diciptakan pada tahun 1940-an hingga kini. Focus utama pengembanannya adalah untuk mengembangkan praktek danteknologi untuk meningkatkan produktivitas para praktisi pengembang perangkat lunak dan kualitas aplikasi yang dapat digunakan oleh pemakai. 


Istilah Software Engineering digunakan pertama kali pada akhir 1950-an dan awal tahun 1960-an. saat itu, masih terdapat perbedaan tajam mengenai aspek engineering dari pengembangan perangkat lunak. Pada tahun 1968 dan 1969, komite sains NATO mensponsori dua konferensi tentang rekayasa perangkat luna, yang memberikan dampak kuat terhadap pengembangan rekayasa pereangkat lunak. banyak yang menganggap dua konferensi inilah yang menandai awal resmi profesi rekayasa oerangkat lunak. 


Pada tahun 1960-an hingga 1980-an, banyak masalah yang ditemukan para praktisi pengembangan perangkat lunak. banyak project yang gagal, hingga masa ini dsebut sebagai krisis perangkat lunak. Kasus kegagalan pengembangan perangkat lunak terjadi mulai dari project yang melebihi anggaran, hinggan kasus yang mengakibatkan kerusakan fisik dan kematian. Salah satu kasus yang terkenal antara lain meledaknya roket Ariane akibat kegagalan perangkat lunak. Selama bertahun - tahun, para peneliti memfokuskan usahanya untuk menemukan teknik jitu guna memecahkan masalah krisis perangkat lunak. Berbagi teknik, metode, alat, proses diciptakan dan diklaim seagai sejata pamungkas untuk memecahkan kasus ini. Mulai dari pemrograman terstruktur, pemrograman berorientasi objek, perangkat pembantu pengembanganperangkat lunak (CASE TOOLS), berbagai standar, UML hingga metode formal diagung - agungkan sebagai senjata pamungkas untuk meghasilkan software yang benar, sesuai anggaran dan tepat waktu. Pada tahun 1987, Fred Brooks menulis artikel NO SILVER BULLET, yang berproposisi bahwa tidak ada satu teknologi atau praktek yang sanggup mencapai 10 kali lipat perbaikan dalam produktivitas pengembangan perangat lunak dalam tempo 10 tahun. 


Sebagian berpendapat, No Silver Bulletberarti profesi rekayasa perangkat lunak dianggap telah gagal. Namun sebagian yang lain justru beranggapan, hal ini menandakan bahwa bidang profesi rekayasa perangkat lunak telah cukup matang, karena alam bidang profesi lainnya pun, idak ada teknik pamungkas yang dapat digunakan dalam berbagi kondisi.

0 Response to "REKAYASA PERANGKAT LUNAK (RPL)"

Posting Komentar

powered by Blogger | WordPress by Newwpthemes | Converted by BloggerTheme